Minggu, 05 Agustus 2012
ANALISIS FRAMING
Konsep Framing
Analisis framing versi terbaru dari pendekatan wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Dan yang pertama kali melontarkan tentang framing adalah Beterson 1955 (Sudibyo 1999a : 23). Mulanya frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana serta menyediakan kategori – kategori standar untuk mengapresiasi realitas.
Dalam ranah studi komunikasi, mewakili analisis tradisi yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktifitas komunikasi. Konsep framing adalah murni konsep ilmu komunikasi, akan tetapi di pinjam oleh ilmu kognitif (psikologi). Dalam praktiknya, analisis framing juga membuka peluang untuk implementasi konsep sosiologi, politik dan cultural untuk menganalisis fenomena komunikasi.
Dalam perspektif komunikasi, framing digunakan untuk membedah cara atau ideology media saat mengkonstruksi fakta. Dengan kata lain framing di gunakan untuk mengetahui bagaimana cara pandang wartawan dalam menyeleksi isu dan menulis berita. Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai penempatan informasi dalam konteks yang unik. Dalam konsep ilmu lain konsep framing terkesan tumpang tindih, fungsi frame kerap dikatakan sebagai struktur internal dalam pikiran dan perangkat yang dibangun dalam wacana politik.
Teknik Framing
Secara teknis sangat tidak mungkin seorang jurnalis memframing seluruh bagian berita, atau dalam kata lain hanyalah berita yang terpenting yang akan menjadi objek framing jurnalis.
Framing dalam berita dilakukan dengan empat cara:
Identifikasi Masalah
Identifikasi Penyebab Masalah
Evaluasi Moral
Saran Penaggulangan Masalah
Menurut Abrar (2000:73) menyebutkan bahwa pada umumnya ada empat teknik memframing berita yang digunaka oleh wartawan 1)Cognitive Dissonance (ketidaksukaan sikap dan perilaku), 2)empati (membentuk “pribadi khayal”), 3)Packing (daya tarik yang melahirkan ketidakberdayaan), 4)Assosiasi (menggabungkan kondisi, kebijakan dan objekyang sedang actual dengan focus berita).Dan sekurangnya ada tiga bagian yang menjadi objek framing seorang wartawan, yaitu ; judul berita, focus berita dan up berita.
Analisis framing bisa dilakukan dengan bermacam-macam focus dan tujuan. Pendekatan framing di bagi menjadi dua;
a. Pendekatan Kultural
Meliputi identifikasi dan kategorisasi terhadap penanggulangan, penempatan, asosiasi, dan penajaman kata, kalimat dan proposisi tertentu dalan suatu wacana.
b. Pendekatan Individual
Frame dalam level individu menimbulkan konsekuensi bahwa untuk tujuan tertentu, studi framing tidak bisa hanya dilakukan dengan analisis isi terhadap teks media.
Menurut Sudibyp (1999a:42) analisis framing terhada skemata individu bisa dilakukan dengan polling atau wawancara komprehensif.
Model Framing
Ada dua model framing yang sering dioergunakan:
a. Pan dan Kosciki
Melalui tulisan “a framing analysis: An approach to New Discourse” meng-opersionalisasikan empat dimensi structural teks berita sebagai perangkat teks framing: sintaksis, skrip, tematik dan retoris yang membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantic berita dalan koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita memiliki frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi berita. Dalam pendekatan ini framing di bagi menjadi 4 struktur besar:
Struktur sintaksis
Bisa diamati dari bagan berita
Struktur skrip
Melihat bagaimana strategi bertutur atau bercerita yang digunakan wartawan dalam mengemas berita.
Struktur tematik
Bagaimana seorang wartawan mengungkapkan suatu peristiwa dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
Struktur retoris
Bagaimana seorang waratawan menekankan arto tertentu atau dalam kata lain penggunaan kata, idiom, gambar dan grafik yang digunakan untuk memberi penekanan arti tertentu.
b. Gamson dan Modigliani
Didasarkan pada pendekatan konstruksionis yang melihat representasi media, berita dan artikel, terdiri atas Package Interaktif yang mengandung konstruksi makna tertentu. Dalam Package Interaktif terdapat dua struktur:
Core Frame
Merupakan pusat organisasi elemen-elemen ide yang membantu komunikator menunjukkan substansi isu yang dibicarakan.
Condensing Symbol
Memiliki dua struktur framing devices dan reasoning devices. Framing Devices mencakup methapore, exemplar, cathcpharses, deceptions dan visual image yang menekankan pada bagaimana “melihat” aspek suatu isu atau berita. Sedangkan Reasoning Devices menekankan aspek pembenaran terhadap cara “melihat” isu, yakni roots dan appeals
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar