Label

Senin, 19 Maret 2012

Pendidikan Alternatif Sebagai Solusi


Seperti yang pernah dikatakan Paul Freire dalam bukunya Pendidikan Kaum Tertindas bahwa Pendidikan untuk kaum tertindas tidak akan pernah bisa disediakan oleh kaum penindas. Dalam konteks komersialisasi pendidikan, penyedia lembaga pendidikan formal kini adalah pemodal. Karena desakan arus pasar bebas(Neoliberalisme), maka Perguruan Tinggi mau tidak mau harus mengambil peran sebagai pemodal. Pemodal dalam terminologi struktur kelas berperan sebagai kelas borjuis. Dimana kelas borjuis merupakan penindas kelas proletar. Tak ayal jika nasib pendidikan kita saat ini tidak pernah beranjak dari status quo. Sehingga substansi pendidikan dalam arti sebenarnya tidak pernah tercapai. Substansi pendidikan itu adalah pencarian akan ilmu pengetahuan yang tak terbatas. Tetapi ketika sekelompok pemodal melakukan privatisasi terhadap ilmu pengetahuan, maka substansi pendidikan tidak akan tercapai jika tidak membayar dengan uang. Jika fakta empiris sudah seperti ini, maka satu-satunya solusi adalah dengan membentuk formula pendidikan tersendiri. Pendidikan yang disediakan oleh kaum tertindas untuk kaum tertindas itu sendiri. Model pendidikan inilah yang kemudian disebut sebagai Pendidikan Alternatif. Pendidikan yang berpihak kepada kaum tertindas, pendidikan yang tidak menyebabkan keterasingan diri mahasiswa. Model pendidikan ini merupakan antitesis dari metode pendidikan Gaya Bank seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Dimana Guru tidak lagi menjadi orang yang serba tahu didalam kelas, tetapi justru menjadi fasilitator bagi murid. Guru tidak lagi menjadi subjek tunggal dalam proses pendidikan, tetapi murid juga diposisikan sebagai subjek pendidikan. Sehingga Guru tidak lagi menerangkan, dan Murid patuh mendengarkan. Tetapi berubah menjadi Guru dan Murid sama-sama bertukar pikiran. Model pendidikan seperti ini merupakan bentuk perlawanan konkrit atas komersialisasi pendidikan. Selain mengubah metode pembelajarannya, model pendidikan alternatif juga mengubah konsep pendidikan mahal. Karena tujuan metode pendidikan tersebut lebih menekankan pada substansi pendidikan yang sebenarnya. Jika tujuan pendidikan adalah pembebasan, maka tidak lagi diperlukan biaya mahal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Penyelenggara pendidikan alternatif tidak perlu pusing-pusing memikirkan biaya untuk memajukan sarana dan prasarana pendidikan. Persaingan yang terjadi bukan lagi terfokus pada penilaian akreditasi lembaga pendidikan. Tetapi terfokus kepada persaingan akan mendidik murid mereka untuk menjadi kritis dan menjadi manusia yang bebas dari penindasan. Kualitas Universitas tidak lagi dipandang dari perspektif akreditasi, tetapi lebih kepada produktifitas muridnya berkarya. Semakin banyak murid Universitas tersebut yang menghasilkan karyanya, maka semakin berhasil Universitas tersebut membebaskan mahasiswanya dari pendidikan yang menindas.

Oleh karena itu, jika kita mengimpikan sebuah proses pendidikan yang murah didalam kondisi saat ini. Maka satu-satunya jalan adalah dengan membuat sebuah model pendidikan baru, yaitu model pendidikan alternatif. Model pendidikan yang berpihak kepada kaum menengah kebawah. Model pendidikan yang bertujuan untuk membebaskan dari segala bentuk ketertindasan. Impian hanya menjadi khayalan jika kita berharap bisa mengubah sistem pendidikan formal sekarang ini, tanpa membentuk sebuah sistem pendidikan alternatif sebagai bentuk perlawanan.

Daftar Bacaan:
Paul Freire, Pendidikan Kaum Tertindas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar